Searching

16 September 2009

Renungan alam dan waktu




ketika alam memanggil dengan sedikit kesejukan
jiwa dan hati seolah tersadar tak boleh tersandar
hanya dengan sedikit sakit dari sebuah kenangan
tak akan mungkin hanya bisa jadi warna yang pudar

sejengkal jarak sedikit menghampiri
sepenggal kata mencoba mengingatkan jiwa
bisikan telinga seolah menyapa sang hati
bangkitlah wahai manusia yang terlena

waktu pun seolah berkata dengan iba
di iringi oleh sang detik, menit dan jam
waktu berkata dan mengingatkan jiwa
walau tak berbicara hati ini tak mau terpejam

kisah lalu adalah bagian dari waktu
jadikan hari ini hanya untuk satu waktu
jangan terlena memikirkan masa depan
dan terhanyut dengan masa lalu terbalut harapan

alam dan waktu sedang memanggil
wahai sang hati cepatlah kembali
wahai sang jiwa jangan engkau terlena
begitulah seruan seolah saling memanggil

akhir nya sang jiwa mencoba tida terlena
dan sang hati pun bersegera kembali
alam menyambut sang hati yang kembali
dan waktu tersenyum melihat kedatangan sang jiwa

sedikit nasihat dari waktu kepada jiwa
wahai jiwa ketika telah tiada terlena
masa lalu dan masa depan jangan kau renungkan
tetapi hadapi masa yang sedang kau jalankan

sedikit nasihat dari alam untuk sang hati
wahai hati engkau telah kembali di sini
cukup jangan selalu menyalahkan diri
buat itu pelajaran, semangat agar lebih baik lagi

semua telah menyatu antara hati dan jiwa
sedikit pelajaran bagi semua manusia
karena kesalahan jangan kita terlena
tapi jadikan pelajaran oleh kita selaku manusia

firman Allah

"Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai
mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal."
(Q.S Thaahaa : 30-31)
===============================================================

WAKTU

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.

Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.

Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?

Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

milis : Kahlil Gibran

===========================================================

Waktu…


Detik demi detik waktu berjalan tanpa henti
Pelan tapi pasti sang waktu mengikuti kemanapun langkah kaki – kaki kecil ini
Mengisyaratkan akan makna pentingnya arti hidup di dunia ini
Mampukah aku menghentikan sang waktu sendiri….?
Bukankah ketika waktu berhenti…
Maka kehidupan inipun berakhir sampai di sini…?

Waktu..
Mereka bilang waktu adalah Pedang, yang akan melukaimu bahkan membunuhmu jikalau engkau tidak mawas diri dan berhati hati
Ada yang bilang waktu adalah uang, yang membuat semua orang berlomba – lomba tuk meraih mimpi – mimpi di siang hari
Membuat mereka diperbudak oleh uang dan nafsu duniawi
Diri ini bilang waktu adalah “NYAWA”, karena sedetikpun kita tidak dapat mengembalikan sang waktu ini
Atau ada yang beranggapan bahwa ada yang lebih penting daripada Nyawa ini..???



04 September 2009

apakah arti cinta


pelajari lah cinta wahai sahabat
dan renungkanlah
diam sejenak terkadang perlu untuk sedikit mempelajari

wahai manusia sang pemilik cinta
pernahkah kita terbesit dan sedikit berkata-kata

apakah makna di balik kata cinta
yang terkadang di dendangkan oleh semua manusia

berawal dari kata terkadang berakhir jua di penghujung kata
masuk dari kelopak mata terkadang keluar melalui kelopak mata

wahai sang pemilik cinta dengarkan lah sedikit kata
fokuskan lah kelopak mata tuk membaca sebuah kata

manusia mempunyai sebuah fitrah yaitu rasa cinta
tapi terkadang salah mengartikan

sebuah kata itu
banyak manusia yang terlena, hanyut, tenggelam
oleh sebuah kata yang bernama cinta

tak sadarkan diri hingga melupakan sang pemilik cinta
yang telah membuat semua makhluk berada di dunia

coba pahami beberapa kisah cinta yang membuat manusia mulia di sisi Allah sang pencipta


sepenggal kisah

Sebuah hal yang menyedihkan dalam hidup ketika kita bertemu dengan seseorang, yang sangat berarti bagi kita hanya untuk mengetahui pada akhirnya seseorang tersebut tidak ditakdirkan untuk bersama kita, sehingga kita harus dengan berat hati membiarkannya pergi dan berlalu.

jangan bersedih sang pemilik cinta semua telah Allah gariskan dan tuliskan tinggal kita menyikapinya bagaimana ketika sedih, gundah mari kita alihkan pikiran kita sejenak dan renungkan tulisan di bawah ini

Ketika kita dilahirkan, kita menangis begitu kerasnya sementara orang-orang disekeliling kita tersenyum bahagia.
Ketika kita meninggalkan hidup maka, kita adalah pihak yang tersenyum begitu bahagia… sementara orang diseliling kita menangis.

terkadang suatu yang buruk dimata kita tetapi itu yang terbaik di mata Allah renungkanlah firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 68

''Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka . Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).''

pertanyaan tentang cinta

"Menikah dengan orang yang kau cintai" Atau "mencintai orang yang kau nikahi"
Suatu kali seorang teman bertanya kepada saya:

“ ada 2 pilihan untukmu.

1. Menikah dengan orang yang kau cintai
2. mencintai orang yang kau nikahi

Mana yang kau pilih?”

Saat itu spontan saya memilih yang kedua: mencintai orang yang saya nikahi (menikahi saya).

“Kenapa?”

Hhm… iya ya, kenapa?

Sebab jodoh adalah hal yang pasti, meski masih menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya. Sedangkan mencintai adalah hal yang berbeda. Mencintai seseorang saat
belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara. Jika Allah berkenan
menjadikannya pendamping seumur hidup, maka bara itu akan menjelma menjadi energi untuk eciptakan kebersamaan yang indah. Tetapi, jika Allah tidak berkenan mempersatukan, bara itu akan membakar, dan bisa jadi menghanguskan diri sendiri.

Lebih dari itu, pilihan kedua rasanya lebih aman dari berbagai penyakit hati, yang bisa jadi mengotori niat
suci menikah karena Allah.

Itu jawaban saya saat itu. Tetapi,beberapa jenak setelah itu, saya termenung, mencoba berfikir lebih
dalam dan menyelami jauh ke dalam lubuk hati. Lalu, saya pun meneruskan pertanyaan itu ke temen saya yang lain.

Dan dia menjawabnya sama dengan jawaban saya.
Tetapi, saya ragu atas jawaban itu, benarkah begitu?

Pilihan pertama, menikah dengan orang yang saya cintai, mengalirkan energi dan semangat untuk meraih sesuatu yang menjadi dambaan hati. Dan tentu adalah hal yang sangat menyenangkan bisa berdampingan dengan orang yang dicintai, tidak ragu mengumumkannya kepada public, tidak malu mengekspresikannya, sebab cinta itu sudah dilegalkan.

Pilihan kedua, mencintai orang yang saya nikahi, hhmm… pasrah, menerima nasib. Ah tidak, saya
menterjemahkannya menjadi bentuk syukur kepada-Nya. Sebab apa yang telah Allah pilihkan untuk kita, tentu itulah yang terbaik. Maka, kenapa tidak memaknai rasa syukur itu dengan mengupayakan cinta, menumbuhkan dan merawatnya.

Bukankah jika saat ini saya mencintai seseorang (padahal belum ada hak saya atasnya), itu tidak tumbuh
begitu saja? Ada masa-masa, ada hal-hal, ada peristiwa yang membuat saya mencintainya. Lalu, kenapa hal-hal itu tidak bisa ditumbuhkan kepada orang yang sudah Allah pilihkan untuk saya?

Tetapi, sekali lagi, betapa menyenangkan jika yang pertamalah yang menjadi pilihan, menikah dengan orang yang saya cintai, sebagaimana Fathimah yang menikah dengan Ali, sebagaimana Khadijah yang menikah dengan Muhammad.

Tetapi, kalaupun akhirnya Allah memilihkan orang yang lain, maka pilihan kedua pun bukan hal yang
tidak menyenangkan. Tidak ada yang tidak mungkin. Sebab cinta memang harus diupayakan.

Bagaimana dengan anda? Apakah akan menikah dengan orang yang anda cintai, atau akan mencintai orang yang anda nikahi?

Apa pilihan mu ???????????????????????????????????????????????????????????

menjaga apa arti cinta

> >SEBUAH RENUNGAN, SEMOGA BERMANFAAT.. ......
> >
> >Terlampir kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua yang saya >dapat dari millis sebelah (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV).
> >
> >Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
> >
> >MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???
> >
> >Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis >Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan >Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di >Indonesia.
> >
> >Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
> >
> >Silahkan baca dan dihayati.
> >
> >*MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT*
> >
> >Sebuah perenungan, Buat para suami baca ya........ istri & calon istri >juga boleh...
> >
> >Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja >bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi >dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah >sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.
> >
> >Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat >tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 >tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan >terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
> >
> >Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan >mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia >letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau >istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
> >
> >Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya >sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. >Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas >maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja >yg dia alami seharian.
> >
> >Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak >Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap >berangkat tidur.
> >
> >Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar >dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, >sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
> >
> >Pada suatu hari...ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua >mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah >tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka >dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
> >
> >Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin >sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak >ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... . bahkan bapak >tidak ijinkan kami menjaga ibu".
> >
> >Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg keempat >kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan >mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban >seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan >merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
> >
> >Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya."Anak2ku >............. Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, >mungkin bapak akan menikah..... . tapi ketahuilah dengan adanya ibu >kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan >kalian..
> >
> >Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir >didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan >apapun..
> >
> >Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? >Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia >meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak
> >
> >yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan >ibumu yg masih sakit.."
> >
> >Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2 >kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata >suami yg sangat dicintainya itu..
> >
> >Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta >untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada >Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah >tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg >hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. >Disitulah Pak Suyatno bercerita."Jika manusia didunia ini mengagungkan >sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi >waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih >istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun >dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan >dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia >sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama... dan itu merupakan >ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya >apa adanya.
> >
> >Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"

hikmah cinta

wahai sang pemilik cinta sekarang tentu banyak pertanyaan dalam diri, itulah sebuah wacana tentang cinta yang ada di dalam kehidupan manusia sehari-hari. banyak hal di hadapkan dan semua nya tentu adalah pilihan

jikalau hati telah tertaut
seolah rasa ingin menjemput
pantaskah kita sedikit menuntut
sungguh itu tiada patut

di akhir tulisan ini mari kita renungi Firman Allah di dalam
Al-Qur'an surat An-Najm ayat 43-49

"Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. dari air mani, apabila dipancarkan.Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati),dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan,
dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang memiliki) bintang syi'ra"

semua telah Allah tulis jalan kehidupan kita maka percayalah kepada Allah sang pemilik diri semua manusia di dunia.

02 September 2009

Istighfar


Istighfar


“Barang siapa memperbanyak Istighfar maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan, dan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.”(H.R Abu Dawud)

.

Istighfar artinya memohon ampun kepada Allah SWT. Islam mengajarkan kepada umatnya agar memperbanyak istighfar. Rasulullah SAW sendiri sehari minimal 70 kali mengucapkan Istighfar (Riwayat Bukhari). Rasulullah yang sudah dijamin suci dari dosa (ma’sum) masih melakukan hal itu, apalagi kita, mestinya lebih banyak lagi beristighfar, karena jelas tidak dijamin suci. Bahkan mungkin lebih banyak dosanya ketimbang pahalanya.

Selain menghapus dosa, istighfar juga memberi manfaat lain. Ia bisa membuka pintu rezeki. Al-quran mengatakan demikian. “ Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu fan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”. (
Q.S.Nuh [71]: 10-12).

Berkaitan dengan ayat di atas, dalam Tafsir Al-Maraghi ada cerita menarik. Hasan Al Basri adalah salah satu generasi tabi’in (ulama yang pernah bertemu dengan sahabat). Ia ulama berilmu dan shaleh. Banyak orang dat
ang kepadanya bertanya soal agama dan minta nasehat atas berbagai persoalan. Suatu kali datang kepadanya seorang laki-laki mengadu tentang masa paceklik yang menimpanya. Hasan pun menerima pengaduan itu dengan penuh perhatian. Tapi nasihat yang diberikan tidak panjang-panjang. Ia hanya berucap “Beristighfarlah kepada Allah SWT”.


Tak berapa lama datang laki-laki lain yang mengeluh soal kemelaratan yang menderanya. Ulama yang masyhur itu juga hanya bilang “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Ada pula laki-laki lain yang berkata “Doakan lah aku agar Allah memberiku anak”. Lagi-lagi Hasan Cuma bilang “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Datang lagi laki-laki lain yang mengeluh kebunnya mengalami kekeringan. Jawaban Hasan tetap sama “Beristighfarlah kepada Allah SWT”.

Sikap Hasan tadi rupanya menjadi perhatian seseorang. Orang itu bingung, ditanya berbagai persolan, eh…jawabannya itu-itu saja. Memangnya semua persoalan itu bisa dipecahkan dengan hanya membaca Istighfar, kira-kira begitu pikiran orang itu. Tak tahan menahan keheranan, ia pun bertanya kepada Hasan, “Beberapa orang laki-laki mendatangimu mengeluhkan berbagai persoalan, tetapi engkau hanya menyuruh mereka semua untuk membaca istighfar!”. Hasan menjawab tenang “Aku sama sekali tidak mengatakan apapun dari diriku sendiri. Sesungguhnya Allah SWT berfirman (seperti itu)”. Ulama yang namanya masyhur hingga kini itu lalu mengutip
Surat Nuh ayat 10-12 seperti dikutip di atas.

Ini kisah lain lagi, dituturkan Syaikh ‘Aidh al-Qarni, penulis buku best seller La Tahzan. Ada seorang yang tak kunjung dikarunia anak. Sementara para dokter sudah angkat tangan tidak mampu mengobatinya dan obat-obatan pun sudah tidak mempan lagi. Orang itu akhirnya bertanya kepada salah seorang ulama yang kemudian menyarankan kepadanya, “Hendaklah engkau memperbanyak Istighfar di kala subuh dan sore hari, sesungguhnya Allah SWT mengatakan perihal orang-orang yang beristighfar, ‘Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu.’ (
Q.S Nuh[71]:10-12). Lelaki itu kemudian memperbanyak Istighfar secara terus menerus. Akhirnya dengan izin Allah SWT dan kasih sayang Nya, ia pun mendapatkan keturunan yang shaleh-shaleh.

Umar bin Khathab, salah satu sahabat Rasululah SAW yang pernah menjadi Amirul Mukminin memegang erat ayat-ayat tersebut ketika ia meminta supaya Allah SWT menurunkan hujan. Mathraf meriwayatkan dari cerita asy-Sya’bi bahwa suatu ketika Umar keluar dari rumahnya untuk berkumpul bersama orang-orang meminta hujan turun. Namun, Umar hanya membaca Istighfar dan tidak lebih dari itu, sampai akhirnya ia pulang. Ada orang berkata kepadanya, “Aku tidak mendengar engkau memohon supaya turun hujan.” Umar berkata, “Aku memohon supaya didatangkan bintang majadin di langit yang biasanya turun membawa hujan. Setelah itu ia membaca ayat (dalam surat Nuh ayat 10-12), Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia maha pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.”

Allah SWT berfirman dalam kitab Nya yang mulia, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan mu dan bertaubat kepadaNya, (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan
dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”(Q.S Hud[11]:3).


Ayat tersebut menyatakan janji Allah SWT yang akan memberikan kenikmatan bagi orang yang memohon ampunan dan bertaubat. Adapun yang dimaksud “Dia akan memeberi kenikmatan yang baik”,menurut Ibnu Abbas adalah memberi anugerah berupa rezeki dan kelapangan.


Al Qurtubi mengatakan, itulah buah dari Istighfar dan taubat, yaitu Allah SWT memberi kenikmatan dan berupa manfaat berupa luasnya rezeki dan kesenangan.

Namun jika semua hal itu telah dilakukan, lalu pertolongan Allah SWT tak kunjung datang, tak layak bagi seorang beriman bersikap putus asa, hingga mengaggapnya sebagai ketidakadilan Tuhan. Naudzubillah mindzalik. Boleh jadi yang demikian itu merupakan cara “terbaik” Allah SWT menyayangi dan menyelamatkan hamba-Nya.

Nah, marilah kita beristighfar sebanyak-banyaknya dengan niat mengikuti perintah Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT memberikan jalan keluar atas persoalan yang kita hadapi. Amin.

Dikutip dari Majalah Suara Hidayatullah Edisi Januari 2009.
Oleh Bambang Subagyo.

bukti kebenaran Al-Qur'an sebagai lapisan bumi

keajaiban Allah

sering-sering berkunjung ke soeteja blog & salam persahabatan

AYAT AL-QUR'AN.:.SEARCH AJA DISINI

Pencarian Ayat Al Quran
sholat,zakat,puasa :
 

convert to PDF